Bermacam Inovasi Bangunan dari Container Bekas

Sebagai seorang arsitek, pastinya diperlukan banyak inovasi. Berkreasi dengan berbagai jenis model bangunan dengan menggunakan bahan yang belum pernah digunakan sebelumnya. Seperti salah satunya adalah penggunaan container bekas atau container bekas yang kini sedang menjamur di sekitar kita. Belakangan ini banyak terlihat bangunan di jalanan yang terbuat dari kontainer custom. Container-container ini disulap menjadi perkantoran, ruang publik bahkan menjadi tempat tinggal. Bangunan dengan material container bekas semakin diminati. Alasan utamanya adalah harganya yang jauh lebih murah dibandingkan dengan bangunan batu bata atau bangunan kayu. Untuk kisaran harga di Jakarta, satu office container dengan ukuran 12.20m X 12m dibandrol dengan harga 15-19 juta, tergantung kondisi containernya.

Kontainer bekas adalah kontainer yang sudah rusak atau tidak bisa dikembalikan ke negara asal pengirimnya. Dengan menggunakan kembali kontainer sebagai bangunan, dinilai mampu mengurangi limbah. Selain mengurangi pemborosan, konstruksi dengan wadah juga lebih fleksibel. Bangunan-bangunan ini dapat direlokasi dan lebih mudah untuk ditingkatkan. Yang diperlukan hanyalah menumpuk container lain di atas container lama. Tumpukan tersebut juga bisa dijadikan bangunan dengan membuatnya menjadi container 2 lantai. Dalam prosesnya, konstruksi kontainer ini 25% lebih cepat dari konstruksi normal. Containernya terbuat dari besi, dan diperkirakan bangunan container tersebut juga anti serangga. Oleh karena itu tidak perlu khawatir dengan hama seperti rayap. Untuk harga, teman – teman tidak perlu meragukannya. Jelas, ini jauh lebih murah daripada rumah pada umumnya. Untuk areal yang sama, pembangunan batako bisa menelan biaya sebanyak Rp 460 juta, sedangkan untuk satu kontainer harganya hanya Rp 19 juta.

Tapi coba pertimbangkan kembali pembahasan di atas. Bangunan kontainer biasanya di musim panas, akan sangat panas dan jika dingin akan sangat dingin. Hal ini disebabkan ketidakmampuan besi dalam menahan cuaca buruk. Pertimbangan selanjutnya adalah karat. Tidak mungkin besi yang terkena panas dan hujan tidak akan berkarat. Ini biasanya diminimalkan dengan menggunakan cat anti karat. Namun pada cat karat terdapat zat seperti kromat, fosfor dan timbal yang dapat merusak kesehatan manusia. Ini sama berbahayanya dengan cat tahan cuaca di bagian luar wadah. Selain itu, membangun kontainer tidak selalu murah. Rumah kontainer ini bisa mahal untuk AC saat panas atau dingin. Hal ini disebabkan ketidakmampuan container terhadap cuaca dari luar.

Banyak orang bertanya-tanya bagaimana rasanya hidup di dalam sebuah container. Di Indonesia sendiri banyak tempat umum yang menggunakan peti kemas. Seperti perpustakaan di Taman Jawa Timur, Malang. Bangunan ini terdiri dari 7 (tujuh) kontainer susun yang dibuat sedemikian rupa sehingga nyaman bagi penggunanya. Atau seperti yang ditemukan di Café die Container Grill Bar and Resto di Tangerang yang menggunakan 4 container bekas dipadukan dengan mall-mall yang ada. Contoh selanjutnya adalah D’Cabin Hotel di Bogor yang memaksimalkan 5 container bekas yang sudah full furnished di kamar hotel. Secara umum penggunaan peti kemas di Indonesia masih sebatas pemanfaatannya sebagai ruang publik dan belum sebagai tempat tinggal.

Penjelasan di atas hanyalah penjelasan umum mengenai kelebihan dan kekurangan membangun gedung dengan media container bekas. Jadi bagi teman – teman yang ingin membuat suatu bangunan yang aman dan nyaman serta bisa di desain sesuai keinginan, maka container bekas bisa dijadikan sebuah solusi yang tepat. Semoga dapat membantu dan menambah ide pada bangunan teman – teman.